Lokananta: Reinkarnasi Studio Legendaris Jadi Blok M-nya Solo

Di tengah hiruk pikuk Kota Solo, sebuah nama legendaris kembali bersinar: Lokananta. Dulu, Lokananta dikenal sebagai studio rekaman pertama di Indonesia. Berdiri sejak 1956 di Kota Solo, tempat ini menjadi rumah bagi berbagai rekaman musik legendaris dari musisi tanah air, mulai dari Gesang hingga keroncong klasik yang kini menjadi arsip bersejarah. Namun, siapa sangka, dekade kemudian, Lokananta bangkit dengan wajah baru: bukan hanya sebagai simbol sejarah, tapi juga sebagai pusat gaya hidup dan budaya urban. Tak heran, kini banyak yang menyebutnya sebagai “Lokananta Blok M-nya Solo”.

Lokananta Blok M-nya Solo

Bagi generasi yang tumbuh besar di era piringan hitam, Lokananta adalah saksi bisu kejayaan musik Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, Lokananta sempat meredup. Sentuhan itu akhirnya datang. Melalui revitalisasi yang cermat dan berorientasi masa depan, Lokananta kini bangkit dengan wajah baru yang segar tanpa menghilangkan esensi sejarahnya.

Dari Sekedar Arsip Suara ke Ruang Kolaborasi

Transformasi Lokananta menjadi pusat kreatif terlihat jelas dari penambahan ruang-ruang baru yang multifungsi. Gedung-gedung yang dulu menjadi studio rekaman dan ruang mastering kini disulap menjadi galeri seni, ruang konser mini, toko rilisan fisik, hingga coffee shop yang cozy. Tidak ketinggalan, area khusus untuk UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) menampilkan produk-produk kerajinan tangan dan kuliner khas Solo, mendukung perekonomian lokal.

Ruang Nongkrong, Belanja, dan Ekspresi Diri

Konsep Lokananta sekarang bukan cuma tempat wisata atau cagar budaya, tapi menjadi ruang hidup bagi anak muda dan komunitas. Banyak brand lokal Solo dan sekitarnya membuka tenant di area ini. Ada distro, toko kaset dan vinyl, hingga lapak-lapak kreatif yang menjual produk lokal dengan sentuhan estetika khas anak muda.

Aspek gaya hidup juga semakin kental terasa. Berbagai kedai kopi kekinian, restoran dengan beragam pilihan menu, dan toko-toko unik kini mengisi sudut-sudut Lokananta, menjadikannya destinasi yang menarik untuk nongkrong atau sekadar menikmati waktu luang. Konsep “one-stop destination” ini membuat pengunjung bisa menghabiskan waktu berjam-jam tanpa merasa bosan.

Yang lebih menarik, Lokananta rutin menggelar event musik, workshop seni, hingga pameran komunitas. Semua ini membangun ekosistem kreatif yang semakin kuat di tengah Kota Solo dan menjadikan Lokananta Blok M-nya Solo, mengingatkan kita pada fungsi Blok M di Jakarta: pusat subkultur, tempat bertemunya seni, musik, dan gaya hidup urban.

Menghidupkan Kota Lewat Warisan

Kehadiran Lokananta versi baru ini bukan cuma soal gaya atau tren. Ia menyimpan nilai penting tentang bagaimana ruang warisan bisa diberi nyawa baru tanpa kehilangan identitas. Alih-alih dibekukan jadi museum sunyi, Lokananta dipulihkan menjadi ruang yang hidup, bergerak, dan berdialog dengan zaman.

Transformasi ini juga sejalan dengan semangat regenerasi Kota Solo yang kini semakin terbuka terhadap industri kreatif. Di tengah gempuran digital, Lokananta membuktikan bahwa ruang fisik masih punya daya tarik — apalagi jika dikemas dengan jiwa. Reinkarnasi Lokananta adalah bukti bahwa sejarah dapat beradaptasi dengan modernitas, menciptakan ruang yang dinamis dan relevan bagi generasi sekarang. Kini kota yang dikenal budayanya memiliki magnet baru, Lokananta Blok M-nya Solo, yang siap memancarkan pesonanya ke seluruh Indonesia.

Baca juga: Rekomendasi Rumah Dekat Exit Tol

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *